Staf Khusus Presiden Bidang Luar Negeri Teuku Faizasyah - ist
INILAH.COM, Jakarta - Aktivis dunia maya dan para hacker bisa saja diajak bergabung untuk pengamanan teknologi informasi (TI) yang ada di Indonesia.
Wacana ini muncul seiring dengan adanya kabar penyadapan di Indonesia yang dilakukan Amerika Serikat (AS) dan Australia.
Staf Khusus Presiden Bidang Luar Negeri Teuku Faizasyah mengakui, anak muda di Indonesia mulai mapan dan kemandirian
teknologi informasinya tinggi.
"Anak bangsa semakin cerdas, ini harapan untuk pengembangan teknologi informasi. Kita berharap, banyak generasi muda yang makin piawai memajukan teknologi informasi di negara kita," kata Faizasyah, Minggu (10/11/2013).
Aktivis dunia maya ini, diakuinya juga banyak dikenal di luar negeri. Bahkan, reaksi keras dari aktivis dunia maya ini muncul imbas dari penyadapan. Para aktivis dunia maya asal lokal ini langsung meretas dan merusak situs-situs resmi pemerintah Australia.
Kendati demikian, dia tidak mau mengamini untuk menggunakan aktivis dunia maya asal lokal guna memperkuat teknologi informasi Indonesia. Sebab, ada institusi khusus yang tidak disebutkannya, yang mampu mengkoordinir aktivis dunia maya ini.
"Saya yakin antarinstitusi pemerintah ada yang punya kapasitas untuk membangun jejaring, atau pakar teknologi informasi dengan anak muda. Mereka bisa berkontribusi pengamanan teknologi informasi kita," tegasnya.[ris]
